Selasa, 12 Februari 2013

Pemimpin Kultural Harus Berperan Aktif Menyelesaikan Konflik di Lampung

Wakil Bupati Tulang Bawang Heri Wardoyo sebagai keynote speaker
Ketika menyadari bahwa demokrasi adalah system yag mesti dianut di tanah air ini, maka dalam hal ini rakyat mempunyai akses dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan termasuk mengontrol agenda para wakil rakyat.

Demokrasi tersebut tidak dicirikan dengan karya sebagian orang atau kelompok saja berperan. Berangkat dari hal tersebut, tahapan terjadinya konflik seharusnya mampu diredam atau dijawab oleh system demokrasi yang sejauh ini masih tumbuh berkembang di Indonesia.

Pertanyaan yang menarik diajukan adalah sebab pokok apa yang terjadiya demokrasi masih terus berkembang di Indonesia belum mampu mengantisipasi terjadinya suatu konflik masyarakat?

Konflik tidak dapat dihindarkan dalam masyarakat dengan aneka ragam suku dan budaya di Indonesia. Masyarakat harus sadar akan hal ini. Banyaknya konflik di Indonesia membutuhkan kemandirian masyarakat baik secara ekonomi maupun politik. Pemerintah harus memberdayakan masyarakat untuk menyelesakan konflik yang terjadi di dalamnya. System kemitraan menjadi solusi untuk hal ini, antara pemerintah dan masyarakat. Demikian hal ini dikatakan Dimas Oki Nugroho Praktisi Konflik di Wisma Universitas Lampung (Unila) Bandar Lampung kemarin (11/02).

Menurut Dimas, pemimpin kultural seperti tokoh adat dan tokoh agama berperan aktif dalam masyarakat dalam mengatasi konflik yang terjadi. Hal ini dilakukan menurutnya, ditengah semkin menurunya tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemimimpin yang berasal dari partai politik.
Seperti diketahui kemarin Senin 11 Februari 2013 berlangsung diskusi kasus-kasus konflik di Lampung dengan tema “Konflik dan Demokrasi di Indonesia Pasca Orde Baru”. Seminar ini diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Pusat Kajian Resolusi Konflik. Seminar berlangsung di Wisma Universitas Lampung (UNILA), Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedong Meneng Bandar Lampung. Para pembicara dalam seminar ini seperti Dimas Oki Nugroho, Dr. Syarif Makhya, M.Si dan Dr. Hartoyo, M.Si.

Seminar ini menjadi menarik karena turut dihadiri Wakil Bupati Tulang Bawang Heri Wardoyo sebagai keynote speaker. Sementara itu pendengar, Dekan FISIP nila Drs. Agus Hadiawan, M.Si dalam sambutannya berharap seminar ini bisa menjadi bahan masukan bagi Negara, swasta, organisasi masyarakat dan rakyat dalam menyikapi dan menyelesaikan konflik-konflik yang terjadi di Lampung.***(robert) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar